Wisata Pantai : Kuta Beach

        Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak diKabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. 

    
          Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo,Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.

       Pantai Kuta adalah satu objek wisata yang banyak dikunjungi di Pulau Bali, tidak salah jika Kuta dapat menjadi salah satu referensi liburan anda bersama keluarga.

Wisata Museum : Bajra Sandhi

       Museum Bajra Sandi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang terletak di areal lapangan Niti Mandala Denpasar, Jl. Raya Puputan. Museum ini dibangun dengan meniru bentuk bajra yang sering digunakan oleh pemangku/sulinggih. Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003.


     Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter.Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Giri Mandara oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan.Wisata Bajra Sandi ini selalu digemari oleh wisatawan baik domestik dan non domestik karena di sini kita diberikan pemandangan yang asri. 





         Selain itu Bajra Sandi kawasan favorit masyarakat karena disini kita dapat lari pagi, gowes, atau sekedar berjalan-jalan dan tak kalah menarik kita juga dapat melihat museum Bajra Sandi dengan segala sejarahnya dengan tiket 2000 saja sesampainya anda masuk ke dalam museum Bajra Sandi ini anda akan melihat lukisan, miniatur-minuatur yang menceritakan awal mula sampai berakhirnya peperangan di Bali.



Wisata Alam : Keindahan Ubud

     

 Ketika berbicara pusat seni dan budaya di Pulau Bali sekaligus suasana yang nyaman maka semua sepakat Anda akan diarahkan ke objek wisata favorit ini. Ubud terletak di Kabupaten Gianyar Bali.

      Tempat ini menawarkan berbagai keindahan alam, pentas seni dan budaya, serta hasil kerajinan masyarakat Bali yang eksotis.Dengan lingkungan yang masih alami, daerah ini merupakan daerah sumber inspirasi sebagai daerah tujuan wisata yang banyak digemari, Ubud memiliki banyak objek yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. 


        Beberapa di antaranya adalah Puri Saren, yang terletak di Puri Ubud, Pasar Seni Tradisional Ubud,Monkey Forest (Wanara Wana), dan berbagai museum seni.Karena Ubud relatif kecil jadi Anda dapat menjelajahi kota dengan berjalan kaki atau dengan menyewa sepeda seolah Anda kembali ke zaman dahulu dan melihat warisan kerajaan kuno Bali dengan mengunjungi Pura Tirta Empul yang berjarak hanya 15 km. Di sini terdapat komplek pura yang merupakan sumber mata air panas suci Tirta Empul. Sekitar 8 km dari sini terdapat Pejeng, dimana Anda dapat mengunjungi museum dan pura dan “Bulan Pejeng” yaitu genderang prasejarah yang sangat besar.
   

Wisata Bahari : Pantai Lovina

   Pesona Pantai yang satu ini tidak dapat ditemukan di Pantai-Pantai lainnya di Pulau Bali. Namanya adalah Pantai Lovina!


   Pantai ini berada di utara Pulau Bali, tepatnya terletak di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng atau dapat ditempuh sekitar 100 km dari kota Denpasar, Ibu Kota Provinsi Bali. Konon katanya, nama pantai ini diambil dari adanya dua pohon banten yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Dalam bahasa latin nama ini memiliki arti saling mengasihi.


   Pantai Lovina memiliki daya tarik utama berupa pantai dengan air laut yang cukup tenang, berpasir hitam unik serta eksotis, dan karang laut dengan kenekaragaman ikan ikan tropisnya. Karena ombaknya yang tenang, pantai ini sangat cocok untuk melakukan snorkeling, menyelam, berenang, berlayar, memancing, maupun hanya sekedar berendam di air laut.


   Berbeda dengan pantai Kuta maupun pantai Sanur, di Pantai Lovina tidak cocok sebagai tempat berjemur karena banyaknya ada sampan (perahu kecil) yang berjejer di pinggiran pantai. Sampan-sampan ini digunakan untuk aktifitas melihat atraksi lumba-lumba secara langsung di tengah laut. Hal itu merupakan keunikan dimiliki pantai ini.
Untuk bisa melihat atraksi lumba–lumba itu, wisatawan harus berangkat pagi sekali saat matahari akan terbit, karena lumba-lumba hanya muncul antara pukul 6 hingga 8 pagi waktu setempat. Biaya yang dipatok rata–rata Rp 80.000 per orang.


   Pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan beratraksi secara alami menunjukkan kegiatan mereka. Ada yang sekadar berenang di permukaan air, ada juga yang melompat-lompat. Tentu hal ini akan membuat takjub akan keindahan binatang laut berwarna hitam tersebut.


   Tak selesai sampai di situ, masih banyak aktivitas lain yang dapat dilakukan di Lovina. Selain atraksi lumba-lumba, wisatawan dapat berenang, menyelam atau snorkeling untuk menikmati keindahan alam bawah laut Pantai Lovina, karena di bawah lautnya masih terdapat banyak ikan hias dan kerang hias.
Pantai Lovina biasanya dipenuhi wisatawan pada hari Sabtu dan Minggu. Hari-hari kerja pun cukup ramai, terutama di sore hari. Wisatawan lebih senang menikmati pemandangan pantai saat matahari terbenam atau sunset. Seperti halnya Kuta, pantai Lovina juga merupakan tempat yang menarik untuk menyaksikan matahari terbenam secara penuh.

Liburan anda akan penuh dengan keceriaan jika berkunjung ke Lovina yang sangat indah.

Wisata Alam : Air Terjun Les - Buleleng

   Satu lagi objek wisata air terjun yang patut Anda kunjungi ketika tengah berada di Bali, yakni Air Terjun Les. Air terjun ini memiliki ketinggian sampai 30 meter dimana keadaan sekitarnya dikelilingi oleh pemandangan alam khas Bali yang begitu menakjubkan. Kondisi alamnya yang masih alami dipadu dengan latar belakang perbukitan menambah eksotisme dan daya pikat air terjun ini.

  
   Air Terjun Les atau banyak orang menyebutnya dengan Yeh Mampeh yang berarti “Air Terbang”. Mengapa berarti air terbang? Karena ketinggiannya yang mencapai 30 meter membuat air ini seolah-olah sedang terbang sebelum akhirnya jatuh di kolam lumayan besar yang menjadi tempat berkumpulnya air. Air terjun ini berada diantara Perbukitan Tangudi dan Bukit Pungsu di Buleleng Timur serta memiliki tiga tingkatan.
  

   Air terjun yang terbawah memiliki ketinggian sekitar 30-35 meter, sedangkan air terjun yang tertinggi jarang dikunjungi oleh karena medan yang terjal dan sulit untuk ditempuh. Ketika Anda berkunjung ke air terjun ini, ternyata tak hanya bisa melihat keindahan air terjun ini saja, karena ada tempat wisata lain yakni Toya Anakan. Toya Anakan memiliki pesan relijius bagi warga sekitar karena begitu disucikan mereka. Toya Anakan ini kerap di
gunakan untuk sarana upacara keagamaan.
  

   Karena itu, meski airnya tak terlalu besar, warga tetap menjaga k
kesuciannya.  Sebelum mengambil airnya, warga biasanya akan menghaturkan sesajen sebagai tanda meminta dan menyucikan air itu. Maka lengkaplah sudah dengan mengunjungi objek wisata Air Terjun Les selain bisa menyaksikan keindahan air terjun yang tinggi, juga bisa sekalian melihat objek wisata yang lainnya seperti Toya Anakan, Pantai Desa Les, dan tentunya kebudayaan masyarakat setempat.
   

   

   Lokasi Air Terjun Les berada di Desa Les Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng sekitar 38 km dari Kota Singaraja.
   

   Jika Berkunjung ke Bali, jangan lupa untuk mengunjungi objek wisata ini, tempat ini akan memanjakan mata anda karena keindahannya. Dan cocok untuk menjadi referensi liburan anda sekeluarga.

Wisata Pura : Pura Pulaki

     Pura Pulaki adalah salah satu nama pura yang berada di Kabupaten Buleleng. Letaknya di Desa Banyu Poh Kabupaten Grokgak ± 49km dari Kota Singaraja. Pura ini merupakan tempat pemujaan Sang Hyang Widhi dan Sri Patni Kaniten yang mencapai moksa salah satu dari pura Kahyangan Jagat dan Dang Kahyangan karena berkaitan dengan Danghyang Nirartha.
      


     Pura Pulaki berada di atas tebing berbatu yang menghadap ke laut dengan berlatar belakang bukit yang terjal. Pura ini dihuni oleh ratusan kera. Konon pura ini dibangun oleh Danghyang Nirartha pada pemerintahan Raja Gelgel, Dalem Waturenggong 1460 – 1552 Masehi.





   
 

    Di Pura Pulaki juga terdapat banyak monyet,sebagai daya tarik wisatawan yang berkungjung ke Pura ini. Banyak isatawan yang borpotret ria disini karena pemandangannya yang indah.

Wisata Pura : Wisata Makam Jayaprana



    Legenda percintaan pasangan Jayaprana dan Layonsari yang romantis namun berakhir tragis, menyisakan sebuah makam di Bali Barat. Situs makam ini tidak hanya menyimpan kisah sedih, tapi juga keindahan alam sekitar yang amat menawan.


Makam Jayaprana terletak di area Taman Nasional Bali Barat, tepatnya di Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, sekitar 67 km sebelah barat Kota Singaraja. Karena letaknya yang berada di dalam taman nasional, tidak heran jika pemandangan di sekeliling makam pun amat indah. Makam ini memiliki pemandangan laut yang sangat membuai mata, karena itulah banyak orang yang datang berkunjung ke sana.

    Bisa dibilang, kuburan ini merupakan bangunan kisah romantis seperti cerita Romeo dan Juliet di Eropa atau Sampek Engthai di China. Jaya Prana dan Layon Sari adalah merupakan pasangan suami isteri yang sangat ideal pada masa Kerajaan Wanekeling Kalianget tempo dulu. Karena kecantikan Layon Sari, sang raja melakukan tipu muslihat agar Jaya Prana bisa disingkirkan.
Akhirnya, raja yang mengirim Jaya Prana ke Teluk Terima, Bali Barat,  untuk bertempur melawan bajak laut. Namun setibanya di Teluk Terima, Patih Sunggaling malah membunuh Jayaprana karena memang diutus oleh Raja.
Sepeninggal Jaya Prana,  Layon Sari yang tidak mau diperistri oleh raja memilih bunuh diri untuk menyusul suami tercintanya. Kuburan Jaya Prana – Layon Sari hingga kini biasa dikunjungi masyarat, khususnay setiap Bulan Purnama dan Bulan Mati (Tilem) dan hari – hari suci lainnya seperti Galungan, Kuningan, dan lainnya.


    Perjalanan menuju kuburan, didahului dengan pendakian yang panjang dan melelahkan tersebut. Akan tetapi semua  akan terbayar dengan pemandangan indah yang menunggu di atas. Suasana tenang akan menyapa sesaat setelah tiba di area makam. Karena letaknya yang lebih tinggi,  pengunjung bisa melihat Pulau Menjangan dari area pura. Bahkan, pengunjung  bisa melihat beberapa gunung di Pulau Jawa dari sana jika keadaan langit sedang cerah.
Makam yang memiliki tema warna kuning ini dikelilingi dengan patung yang berhubungan dengan legenda Jayaprana. Selain patung Jaya Prana, Layon Sari, raja dan patihnya, ada juga patung barong yang berlapis kain khas bali. Hiasan makam ini pun rapi dan terlihat cantik. Kain dan sesembahan yang ditata rapi membuat makam tersebut terlihat terawat. Wewangian dari dupa yang menyala pun menambah syahdu keadaan.


    Di tempat ini juga ada sebuah pura yang bisa dikunjungi. Untuk mencapai pura tersebut, memerlukan sebuah pendakian panjang dan curam tapi pemandangan di sekitarnya sangat menarik, sehingga semua kelelahan itu tidak sia-sia. Pemandangan selama menanjak pun menyenangkan. Pepohonan tinggi yang hijau namun tidak rimbun akan menemani langkah pengunjung. Ditambah lagi kehadiran monyet liar dengan tingkah laku uniknya, bisa jadi salah satu hiburan selama perjalanan.

    Kisah ini pun lantas menjadi kisah cinta yang begitu dramatik. Kini, makam Jayaprana disimbolkan sebagai seorang suami, yang begitu dicintai si istri, sekaligus  mencintai istrinya, banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Tak hanya kisah cintanya yang mampu menyedot perhatian banyak orang, posisi makamnya yang indah karena memiliki pemandangan laut yang menawan membuat makam ini semakin diminati pengunjung.
Ketika berkunjung ke makamnya Jaya Prana, selain bisa mengenang kembali kisah romantis dan kesetiaan sang Layon Sari, juga untuk mematri kembali kisah cinta pengunjung bersama orang-orang tersayang tentunya.

    Semoga Objek Wisata ini menjadi salah satu referensi liburan anda bersama keluarga atau orang terdekat anda.

Wisata Pura : Pura Maduwe Karang


    Terletak di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan ± 12 km sebelah timur Kota Singaraja, kurang lebih 1 km dari pertigaan Singaraja, Kubutambahan dan Kintamani. Pura ini tempat memohon agar tanaman di tegalan bias berhasil dan baik. Gugusan tangga mengantarkan pengunjung ke suatu areal luar pura (Jabaan) yang luas yang di bagian depannya dihiasi patung-patung batu padas, 34 jumlahnya, yang diambil dari tokoh-tokoh dan adegan-adegan cerita Ramayana.


    Lingkungan Pura Maduwe Karang adalah salah satu lingkungan Pura di Bali yang telah dikenal wisatawan mancanegara sebelum Perang Dunia Kedua. Di Jaman itu wisatawan mancanegara datang ke Bali melalui laut di Pelabuhan Buleleng. Di tempat ini sambil menunggu angkutan umum para wisatawan mempergunakan waktu untuk mengunjungi Lingkungan Pura Beji di Desa Sangsit, Lingkungan Pura Maduwe Karang di Desa Kubutambahan.Lingkungan Pura ini terdiri dari tiga tingkat yaitu Jaba Pura di luar lingkungan pura atau JabaanJaba Tengah, dan Jeroan, bagian paling dalam adalah yang paling disucikan. Dua buah tangga batu menanjak menuju Jaba Pura, yang di bagian depannya dihiasi patung-patung batu padas, tiga puluh empat jumlahnya, yang diambil dari tokoh-tokoh dan adegan-adegan ceritera Ramayana.


     Patung yang berdiri di tengah-tengah memperlihatkan Kumbakarna yang sedang berkelahi dan dikeroyok oleh kera-kera laskar Sang Sugriwa. Yang unik, pada bagian dinding di sebelah utara terdapat ukiran relief orang naik sepeda yang roda belakangnya terdapat daun bunga tunjung. Daya tarik lain adalah pahatan Durga dalam manifestasinya sebagai Rangda, dalam posisi duduk dengan kedua lututnya terbuka lebar sehingga alat kelaminnya jelas kelihatan. Tangan kanannya diletakkan di atas kepala seorang anak kecil yang berdiri di sebelah lututnya, kaki kanannya diletakkan di atas binatang bertanduk yang sedang berbaring. Pada bagian lain dari dinding lingkungan pura ini terdapat pahatan seorang penunggang kuda terbang dan pahatan Astimuka. Tokoh ini dilukiskan sama dengan Sang Hyang Gana (Ganesha), yakni dewa dengan muka gajah. Kungkungan Pura Maduwe Karang ini terletak di Desa Kubutambahan, 12 km sebelah Timur Singaraja.


      Yang unik, pada bagian bawah dinding disebelah utara terdapat ukiran relief orang naik sepeda yang roda belakangnya terbuat dari daun bunga teratai.


     Berdasarkan asal usul sejarah Pura Meduwe Karang, yang bersumber dari hasil studi dan penelitian sejarah Pura-Pura di Bali tahun 1981/1982 oleh pemerintah daerah Bali yang bekerjasama dengan Institut Hindhu Dharma (IHD) Denpasar, Pura Maduwe Karang, di bangun pada abad ke 19 Masehi, tepatnya pada tahun 1890 oleh para migrasi local, yang berasal dari Desa Bulian, sebuah Desa Bali Kuno, ke lokasi Desa Kubutambahan.
Sesuai dengan istilah yang dipergunakan , disebut Pura Maduwe Karang berarti yang memilikim Karang (memiliki lahan, yang berupa tanah tegalan) di Desa Kubutambahan, permukiman Baru migrant asal  desa Bulian. Sehingga dengan demikian , Pura Maduwe Karang berstatus dan berkedudukan sebagai Pura perlak (Pura subak abian) yang diempon , diemong, disungsung dan disiwi oleh karma Subak Kubutambahan yang asal-usulnya berasal dari imigran petani desa Bulian. Dengan kata lain Pura Maduwe Karang

Wisata Bahari : Menjangan Island

    Pulau Menjangan terletak disebelah barat Pulau Bali terletak di kabupaten buleleng, hanya terpaut jarak belasan kilometer dari pelabuhan penyeberangan ferry Gilimanuk. Untuk menuju ke pulau ini diperlukan waktu kurang lebih 3,5 jam dari Denpasar. 

       Pulau Menjangan sendiri memiliki banyak sekali dive site yang memiliki kontur membentuk jurang dibawah laut (wall diving). Di tempat ini, diving memungkinkan untuk sepanjang tahun dalam segala musim. Satwa yang dapat kita jumpai antar lain hiu dari jenis white / black tip, grey shark, whale shark, napoleon, dll. Fotografer bawah air yang menyukai teknik wide angle akan merasa betah untuk melakukan kegiatan fotografi karena didukung dengan daya pandang (viziblility) antara 15 – 50 meter dilengkapi dengan formasi bawah air yang menarik dari underwater cave (goa bawah air) sampai sea fan dengan ukuran raksasa. Jangan lupa untuk melihat spesies garden eel yang biasa tinggal dibawah pasir perairan pulau ini. Secara umum site ini cocok untuk semua level penyelam, dari pemula sampai berpengalaman. Suhu air di Pulau Menjangan relatif hangat berkisar antara 27C – 30C, terkecuali di secret bay yang relatif dingin mencapai 20 – 25 C. 

     Objek wisata ini dapat menjadi referensi liburan anda bersama keluarga atau orang terdekat anda.

Wisata Liburan : Alas Kedaton

Objek wisata bali, yang bernama alas kedaton ini terletak di desa Kukuh kurang lebih 4 km dari kota Tabanan. alas kedaton terdapat sebuah pura yang mempunyai dua keunikan yang sangat menarik.


  Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga + 4 km dari kota Tabanan. Desa Kukuh terbagi atas 7 dusun dan 12 banjar adat. Sebagian besar warga menggeluti pertanian di mana sebagian besar waktunya digunakan untuk menggeluti sektor lain seperti pertukangan, pegawai atau buruh.
    Pura kedaton memiliki empat pintu masuk ke dalam Pura yaitu dari barat yang merupakan pintu masuk utama yang lainnya dari Utara, Timur dan dari Selatan yang ke semuanya menuju ke halaman tengah. Berbeda dengan pura pura lainnya yang ada di Bali. Keunikan yang kedua adalah halaman pura Alas kedaton dalam yang merupakan tempat paling di sucikan berada lebih rendah dari halaman tengah dan luar. Tempat suci pura Alas kedaton ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar Objek wisata Bali ini. di Alas kedaton selain hidup sekelompok kera juga terdapat sekelompok kalong yang hidup bergantungan.

   Piodalan di Pura Alas kedaton ini adalah jatuh pada hari Selasa (Anggara Kasih) dau puluh hari setelah Hari Raya Galungan. Yang mana upacara dimaksud dimulai pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan.  Objek wisata bali alas kedaton juga di huni oleh sekumpulan kera yang sudah jinak, akan tetapi jika anda Liburan bali ke kedaton perlu di waspadai juga karena kera kera tersebut bisa saja jahat dan barang bawaan anda harus tetap di perhatikan, ini akan sangat berpengaruh pada kenyamanan Tour bali anda objek wisata bali ini sangat dekat dengan tanah lot sehingga anda bisa merencanakan Bali tour anda ke Tanah lot setelah Alas kedaton.

Wisata Museum : Gedong Kertya



Sudahkah Anda pernah berkunjung ke satu-satunya perpustakaan Lontar di dunia yang menyimpan banyak kesusasteraan Bali, mantra, mitos, pengobatan dan beragam koleksi bersejarah lainnya? Jika belum, maka berkunjunglah ke perpustakaan Lontar Gedong Kertya yang sangat kental aspek kesejarahannya.
Gedong Kertya dan juga Museum Buleleng berada dalam lingkungan Pura Seni Sasana Budaya Singaraja yang merupakan satu-satunya perpustakaan Lontar yang ada di Indonesia bahkan di dunia. Ada apa saja di perpustakaan sangat langka dan hanya ada di negara ini? Sungguh sangat berharga keberadaan perpustakaan ini karena didalamnya tersimpan berbagai koleksi dan salinan teks tulisan tangan yang erat hubungannya dengan kesusasteraan Bali, mantra-mantra, sastra relijius, mitos, dan berbagai hal lainnya.
Di perpustakaan ini juga terdapat koleksi gambar yang berbentuk komik yang disebut dengan Prasi. Ada sedikitnya 4.000 Lontar yang tersimpan rapi di perpustakaan ini dalam sebuah kotak kayu yang terjaga. Nah, tak jauh dari perpustakaan Gedong Kertya ini ada Museum Buleleng yang didirikan pada Maret 2002 yang didalamnya tersimpan berbagai koleksi benda-benda purbakala seperti patung, sarkofagus, sejata, dsb. Benda-benda Seni seperti Lukisan, kain-kain, Kerajinan Emas dan perak dan lainnya benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Bali Utara seperti alat pertanian dan alat nelayan.
Perpustakaan Gedong Kertya sendiri didirikan pada tahun 1928 oleh bangsa Belanda yang bertepatan dengan Sumpah Pemuda Indonesia. Gedong Kertya sendiri memiliki arti “mencoba’ yang berasal dari bahasa Sansekerta. Adalah mantan Bupati Buleleng Dr Ketut Wirata Sindhu yang kemudian mengembangkan perpustakaan ini menjadi sebuah museum sehingga sampai sekarang banyak dikunjungi orang terutama mereka yang melek soal seni, budaya, dan kesejarahan di Bali.
Alamat
Pustaka Lontar Gedong Kertya berada di Jalan Veteran No 23, Singaraja, Bali, Indonesia.

Wisata Pantai : Pantai Dreamland Bali


      Pantai yang mempesona di Bali tak hanya Kuta atau Sanur. Satu lagi yang mulai dilirik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara adalah Pantai Dreamland. dari namanya pantai ini memang menyajikan segala impian tentang keindahan pantai. Mulai dari hamparan pasirnya yang putih, hingga ombaknya yang bergulung-gulung besar sangat cocok untuk olahraga selancar (surfing). Tak hanya itu, pantai ini juga terletak di balik bukit, sehingga pemandangan alam sejak pertama kali menyusuri bukit ini terhampar begitu indah. Kawasan eksotis ini juga cukup dekat dengan obyek wisata religi di Bukit Pecatu, yaitu Pura Luhur Uluwatu yang telah dibangun sejak abad ke-11 Masehi.

    
      Lokasi pantai Dreamland memang cukup unik. Wisatawan yang mengunjungi pantai ini akan berdecak kagum saat turun dari kendaraan dan berjalan menuju puncak tebing terjal di kawasan Desa Pecatu. Hamparan pasir putih yang membentang dilengkapi tempat duduk dengan payung-payung pantai, gulungan ombak yang cukup besar, serta para peselancar yang sedang asik menerjang ombak menjadi `menu pembuka` yang enak untuk dilihat. Tak heran jika pantai ini juga dijuluki New Kuta Dreamland, karena daya tariknya dianggap menyamai pantai paling terkenal di Pulau Bali tersebut.
Dari tebing tinggi ini, wisatawan dapat menuruni anak-anak tangga menuju Pantai Dreamland. Berbeda dengan Pantai Kuta atau Sanur, kawasan Dreamland relatif lebih sepi, sehingga cukup nyaman untuk menikmati suasana alam yang ada. Anda tak usah khawatir akan dikejar-kejar pedagang cenderamata atau tukang pijat seperti di pantai-pantai lainnya di Bali. Di tepi pantai Anda dapat menyewa kursi yang dilengkapi payung pantai sembari berjemur sambil menikmati es kelapa muda atau menyaksikan para peselancar menjajal kemampuannya.


     Di atas hamparan pasir putih, wisatawan dapat berjalan-jalan, bermain pasir, bermain voli pantai, atau mengadakan berbagai gameseru bersama teman atau keluarga. Tebing-tebing karang di tepi pantai ini menyajikan pemandangan ceruk-ceruk karang yang menakjubkan. Lokasinya yang berada di bawah tebing karang juga menjadi tempat yang cukup tepat untuk menyaksikan matahari tenggeam (sunset). Pada musim hujan, tebing-tebing terjal ini akan dipenuhi oleh rumput dan semak belukar, sehingga nampak seperti hamparan padang savana.


    Apabila ingin berenang, Anda dapat langsung menceburkan diri ke laut. Kawasan pantai ini masih asri dengan air yang sangat jernih. Namun, wisatawan yang tidak bisa berenang disarankan untuk tidak bermain air, sebab ombak di pantai ini terkenal cukup besar sehingga dapat menyeret wisatawan ke tengah Laut. Gulungan ombak besar di Pantai Dreamland saat ini menjadi salah satu surga bagi para peselancar domestik maupun mancanegara.
Pantai Dreamland berada di ujung Selatan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia.




     Kawasan Pantai Dreamland berdekatan dengan salah satu Pura Sad Kahyangan (pura penyangga poros mata angin di Bali), yaitu Pura Luhur Uluwatu. Untuk sampai di Pantai Dreamland, dari Pantai Kuta, wisatawan dapat menuju Desa Pecatu melalui Jimbaran, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Dari Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 20 menit. Sementara dari Bandara Ngurah Rai, Bali atau dari Kota Denpasar, dibutuhkan + 45 menit untuk sampai di Pantai Dreamland. Apabila wisatawan tidak menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan dapat memanfaatkan jasa agen wisata atau agen perjalanan, bus pariwisata, taksi, atau persewaan mobil dan motor.


     Di kawasan Pantai Dreamland terdapat kafe serta pedagang makanan dan minuman ringan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Bagi wisatawan yang tidak membawa pakaian renang, bisa membeli pakaian renang yang dijual di sekitar pantai. Di Pantai ini juga telah tersedia fasilitas kamar mandi atau kamar bilas.


     Jika ingin menginap, terdapat puluhan resor atau vila dengan harga yang cukup bervariasi. Beberapa resor bahkan dibangun di atas tebing sehingga wisatawan yang menginap dapat menikmati keindahan Pantai Dreamland dari atas tebing.

    
     Belum lengkap rasanya jika ke Bali belum mengunjungi salah satu pantai yang indah ini, melengkapi suasana liburan di pantai ini memang menjadi daya tarik Bali selain Kuta dan Pantai Sanur.

Wisata Pura : Pura Bukit Sari Sangeh

      Pura Bukit Sari Sangeh terletak di tengah-tengah hutan pala di pulau Dewata Bali. Luasnya sekitar 10 hektar, dihuni  ribuan kera yang dikeramatkan. Demikian pula hutan pala. Hutan ini dianggap suci oleh masyarakat setempat dan terlarang untuk ditebang walaupun hanya satu pohon.

Selain Pura Bukit Sari Sangeh, ada lagi pura lain yang letaknya di tepi hutan ini. Menurut cerita masyarakat Bali Pura Bukit Sari Sangeh dibangun oleh Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti, anak angkat dari raja Mengwi, yaitu Cokorde Sakti Blambangan.

     Mengwi merupakan sebuah kerajaan di Bali yang letaknya berdekatan dengan Sangeh. Lokasinya hanya sekitar 18 kilo meter dari Ibu kota Bali, atau sekitar 13 kili meter dari Sangeh. Di permukaan abad XVII, kerajaan Mengwi mempunyai wilayah sampai ke Blambangan, Jawa Timur.

  Sejak kecil anak Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti melakukan "Tapa rare" yang artinya ketika bertapa. Anak Agung bertingkah laku seperti bayi atau anak-anak. Ketika melakukan tapa inilah beliau konon mendapat ilham untuk membuat Pelinggih (pura) di hutan pala, Sangeh.

     Sejak itulah berdiri Pura Bukit Sari Sangeh sebagai tanda bekti keturunan Raja Mengwi terhadap Ida Batara di Gunung Agung. Tentang hutan pala, ada pula mitosnya sendiri. Mitos ini hidup di masyarakat . Ceritanya dikenal secara turun temurun.

    Tentang ribuan ekor kera yang dikeramatkan dan keberadaannya yang bergerak bebas di hutan pala, juga menyimpan kisah sendiri. Mitos yang berlaku mengatakan bahwa kera-kera suci itu merupakan penjelmaan para dewa.

    Kawanan kera tersebut cukup jinak. Tiap pengunjung yang baru datang kera-kera keramat tersebut selalu bersikap ramah. Ekspresinya tentu saja dengan menggelayutkan dirinya dibahu pengunjung. Inilah kira-kira alasannya mengapa tiap pengunjung yang masuk kawasan wisata tersebut dilarang untuk mengenakan berbagai perhiasan, seperti cincin, kalung, anting dan membawa makanan dari benda-benda lain yang sekiranya dapat menarik perhatian kera-kera tersebut untuk menjamahnya.

    Jika asesoris tersebut tidak diamankan terlebih dahulu, dikuatirkan akan dicomot sang kera dan tidak dikembalikannya lagi. Jika berhasil mendapatkan sesuatu dari pengunjung, sang kera biasanya membawa lari ke pohon yang nyaris bersosok tinggi semua.


    Kera akan bersikap jinak jika pengunjung memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Kalau tidak maka kebalikannya akan terjadi. Sang kera bisa marah dan melukai pengunjung. Dari ribuan kera yang menghuni hutan pala tersebut dipercayakan ada seekor kera berukuran besar yang menjadi pemimpin kera-kera lainnya. Kemunculan pimpinan ini jarang terjadi. Jika terjadi, hanya pada saat tertentu saja. Dan kehadirannya selalu ke Pura Bukit Sari Sangeh.

Wisata Liburan : Ulun Danu

   Pura Ulun Danu Beratan, atau yang kerap disingkat penyebutannya menjadi Pura Ulun Danu, merupakan pura terbesar di Bali setelah Pura Besakih. Nama pura ini merujuk pada lokasinya yang berdiri di tepi Danau Beratan. Lokasi pura ini cukup istimewa karena berada di dataran tinggi Bedugul, yakni sekitar 1.239 meter di atas permukaan laut (dpl). Kondisi yang demikian membuat lingkungan pura cukup sejuk, dengan temperatur udara antara 18-22 derajat celcius. Selain itu, lansekap Danau Beratan yang asri juga menambah suasana indah di tempat ini Sejarah pendirian Pura Ulun Danu Beratan dapat dilacak pada salah satu kisah yang terekam dalam Lontar Babad Mengwi. Dalam babad tersebut dituturkan mengenai seorang bangsawan bernama I Gusti Agung Putu yang mengalami kekalahan perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng. Untuk bangkit dari kekalahan tersebut, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak Gunung Mangu hingga memperoleh kekuatan dan pencerahan. Selesai dari pertapaannya, ia mendirikan istana Belayu (Bela Ayu), kemudian kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan memperoleh kemenangan. Setelah itu, I Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri Kerajaan Mengwi ini mendirikan sebuah pura di tepi Danau Beratan yang kini dikenal sebagai Pura ulun Danu Beratan.
     Dalam Lontar Babad Mengwi juga dikisahkan bahwa pendirian pura ini dilakukan kira-kira sebelum tahun 1556 Saka atau 1634 Masehi, atau sekitar satu tahun sebelum berdirinya Pura Taman Ayun, sebuah pura lain yang juga didirikan oleh I Gusti Agung Putu. Pendirian Pura Ulun Danu Beratan konon telah membuat masyhur Kerajaan Mengwi dan rajanya, sehingga I Gusti Agung Putu dijuluki “I Gusti Agung Sakti” oleh rakyatnya.
   Sebagai salah satu ikon pulau Bali, Anda pasti mengenal pura suci ini, setidaknya dapat melihatnya dari gambar uang kertas Rp50.000,00. Pura Ulun Danu Beratan berada di tepi Danau Beratan. Di depan halaman sebelah kiri dari Pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas babaturan (teras). Diperkirakan bahwa lokasi Pura Ulun Danu Beratan telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak zaman megalitik.
Pura Ulun Danu Bratan ini terdiri dari empat bangunan suci, yaitu; Pura Lingga Petak dengan tiga tingkat “Meru” sebagai tempat pemujaan bagi dewa Siwa, Pura Penataran Puncak Mangu dengan 11 tingkat “Meru” sebagai tempat pemujaan dewa Wisnu, Pura Teratai Bang sebagai pura utama, dan Pura Dalem Purwa sebagai tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Trimurti. Pura Dalem Purwa ini berfungsi sebagai tempat memohon kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan.
    Selain keindahan Puranya,  Danau Bratan merupakan salah satu tempat yang menjadi daya tarik wisatawan karena pemandanganya yang indah serta udaranya segar . Danau ini penting untuk irigasi. Danau Bratan dikenal sebagai danau "gunung suci", kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan beriklim sangat dingin. Menurut mitos yang ada di masyarakat Bali, sebenarnya Danau Bratan ini merupakan danau yang terbesar di pulau Bali awalnya. Namun pada suatu ketika terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat dan akhirnya danau Bratan ini terbagi menjadi tiga bagian, Bratan, Tamblingan dan Buyan.


   Karena udaranya segar dan memiliki panorama yang indah, Ulun Danu menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Bali.

Wisata Liburan : Taman Ayun

    

   Menurut sejarah, Taman Ayun dibangun oleh raja Mengwi, I Gusti Agung Ngurah Made Agung pada tahun 1634 yang dipergunakan untuk kalangan keluarga kerajaan Mengwi. Pada abad ke-17 kerajaan Mengwi adalah salah satu kerajaan di antara 8 kerajaan lain di Bali, yaitu Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Bangli, Jembrana, dan Badung. Namun dalam perkembangannya, kerajaan Mengwi ditaklukkan oleh kerajaan Badung. Pada masa itu taman ini sering digunakan sebagai tempat pertunjukkan kesenian dan kebudayaan serta sering dipergunakan juga sebagai tempat menyabung ayam (tajen). Taman Ayun dengan penataan pertamanan tradisional Bali yang dikelilingi dengan sungai buatan, juga ditanami dengan berbagai jenis tanaman langka khas Bali. Taman Ayun juga merupakan satu kesatuan pura yang penataannya menyatu dengan lingkungan taman dan kolam di sekitarnya.
      Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kabupaten Badung. Jaraknya kurang lebih 18km kearah Barat Laut Kota Denpasar. Pura ini termasuk salah satu pura yang terindah di Bali. Pura ini memiliki struktur bangunan khas Bali, yaitu berbentuk meru atau atap yang bertingkat-tingkat, juga dikelilingi oleh telaga (kolam). Kolam disini memiliki lebar hampir 10 meter. Harga Kompleks Pura dibagi menjadi 3 halaman yang berbeda. Yang satu lebih tinggi dari yang lainnya yang melambangkan 3 alam yaitu; alam bawah (Bhur), alam tengah (Bvah), dan alam atas (Svah). Masing-masing halaman dihubungkan oleh pintu gerbang. Halaman ketiga merupakan halaman yang dianggap paling suci, karena aktifitas persembahyangan dilaksanakan disana dan di halaman ini pula beberapa meru dan bangunan suci lainnya berada disana.
      Pura Taman Ayun adalah Pura Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan (simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama lainnya yang ada di Bali.
         Taman Ayun merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi di Bali ,karena keindahannya yang membuat para wisatawan berdecak kagum dan objek wisata ini dapat menjadi referensi liburan anda.

Wisata Liburan : Tanah Lot

     Tanah Lot adalah salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi di  Bali. Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Berjarak  sekitar 14 km ke arah barat kota Tabanan. Tanah Lot merupakan salah satu dari Pura Dang Khayangan

      Tanah Lot dibangun di  dua tempat yang berbeda. Yang satu terletak di atas bongkahan batu besar, dan satunya lagi terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing inilah yang menghubungkan pura dengan daratan dan bentuknya melengkung seperti jembatan.

        Di bawah Pura Tanah Lot, terdapat goa kecil yang didalamnya hidup beberapa ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, berwarna hitam berbelang kuning. Ular itu merupakan ular penjaga pura ini.

       Tempat lainya terkenal di Tanah Lot adalah pantainya yang indah. Pengelola Tanah Lot juga menyediakan lahan parkir yang luas untuk para wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot. Dari areal parkir pengunjung harus melewati jalanan setapak untuk menuju lokasi pantai. Harga tiket masuk untuk dewasa bagi wisatawan domestic adalah Rp 10.000 per orang, sedangkan anak-anak Rp 7.500.000 per orang. Berbeda dengan wisatawan domestic, harga untuk wisatawan luar negeri berbeda. Tiket wisatawan luar negeri untuk dewasa Rp 30.000 per orang, dan anak-anak Rp 15.000 per orang. Tiket masuk dibuka mulai pukul 07.00 – 19.00.

     
      Keindahan lainya di Tanah Lot bali adalah panorama sunsetnya yang indah, Menjelang sore hari wisatawan mulai berdatangan. Matahari yang beranjak tenggelam memperindah suasana. Pesona senja begitu mengesankan di Tanah Lot dengan adanya penampilan tari Kecak yang meramaikan suasana dan menambah keindahan pantai Tanah Lot. Wisatawan cukup membayar Rp. 50.000 per orang untuk menyaksikan tarian kecak yang ditarikan lebih dari 20 orang penari. Pertujukan ini dapat disaksikan mulai dari Pukul 17.30.


Panorama yang indah serta deburan ombak yang membuat jiwa tenang merupakan salah satu yang membuat Tanah Lot banyak dikunjungi, dalam suasana liburan, Tanah Lot sangatlah ramai pengunjung. Dan tidak ada salahnya anda berkunjung ke Tanah Lot pada saat liburan tiba.

Wisata Liburan : Tirta Gangga

    Tirta Gangga adalah salah satu objek wisata terkenal yang berada di kawasan Karangasem,Bali. Terletak di Desa Ababi berjarak sekitar 6 KM dari Amlapura dan sekitar 85 KM dari Kota Denpasar.

    Tirta Gangga dibangun pada masa kerajaan Karangasem diperintah oleh Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem di Tahun 1948 . Arsitektur taman air ini merupakan gabungan dari arsitektur gaya Bali dan Cina. 

Tirta berarti air dan diambil dari nama sungai Gangga. Air dari mata air Tirta Gangga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Dan dipergunakan untuk upacara di Pura-Pura di daerah sekitarnya.

Memasuki Tirta Gangga, dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan indah yang diletakkan di sekitar kolam. Patung para dewa dan dewiberada di tengah-tengah kolam air.Di kolam ini juga terdapat ikan mas, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian Tirta Gangga ini adalah tingkat Swah. Pada tempat ini terdapat juga kolam renang di mana penduduk lokal atau wisatawan dapa berenang atau sekedar berendam.

Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.

Tempat ini sangat cocok untuk yang ingin melepas kepenakan,karena ditempat ini udaranya sangat segar,karena dekat dengan gunung Agung. Tirta Gangga juga terkenal dengan keindahanya dan sering menjadi objek fotografi.

Wisata Liburan : Taman Ujung

       Taman Sukasada, atau lebih terkenal dengan nama Taman Ujung Karangasem, adalah sebuat taman di banjar Ujung, desa Tumbu, kecamatan Karangasem. Taman ini terletak sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Amlapura dan sekitar 90 KM dari kota Denpaasar. Di masa HindiaBelanda tempat dikenal dengan nama Waterpaleis atau "istana air".Taman Sukasada dibangun oleh raja Karangasem I Gusti Bagus Jelantik, yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Pada awalnya luasnya hampir 400 hektar, tetapi sekarang hanya tinggal sekitar 10 hektar. Kebanyakan tanah tersebut sudah dibagikan kepada masyarakat pada masa land reform. Taman ini adalah milik pribadi keluarga Puri Karangasem. Namun pengunjung umum diperbolehkan mengunjunginya.
Taman Sukasada dibangun tahun 1909 atas prakarsa Anak Agung Anglurah. Arsiteknya adalah seorang Belanda bernama van Den Hentz dan seorang Cina bernama Loto Ang. Pembangunan ini juga melibatkan seorang Undagi (arsitek adat Bali). Taman Ujung sebenarnya adalah pengembangan dari kolam Dirah yang telah dibangun tahun 1901. Pembangunan Taman Ujung selesai tahun 1921. Tahun 1937, Taman Sukasada diresmikan dengan sebuah prasasti marmer yang ditulisi naskah dalam aksara Latin dan Bali dan dua bahasa, Melayu dan Bali.

Taman Ujung menjadi salah satu tujuan wisata liburan yang menarik, yang patut dikunjungi pada saat liburan tiba.